jadi teringat era Twitter duluu di mana feed kita memang hanya di-isi sama yang kita follow saja. tapi saat itu memang seru-serunya sih, karena teman-teman satu sekolahan pada punya akun Twitter dan saling berinteraksi untuk menunjukkan "oh ini loh kita", "oh ini loh circle-an kita". yes circle-an satu sekolahan-pun juga pada ngumpul dan bikin circle di Twitter juga.
sayangnya vibes seperti ini sepertinya sudah selesai. hampir semuanya sudah pada pindah & mengekspresikannya dalam bentuk media. entah itu lewat Instagram dan/atau lewat TikTok.
Twitter sekarang keliatannya sudah diisi dengan orang-orang asing, yang berfokus untuk mengekspresikan pendapatnya serta minatnya. yak, berkat algoritma, mereka yang asing dan punya pendapat serta minat yang sama ini dipersatukan ke dalam sebuah feed.
karena kehadiran algoritma itulah, sebetulnya kehadiran Fediverse saat ini menurutku juga merefleksikan Twitter yang sekarang. bukan lagi merefleksikan Twitter era dulu di mana tanpa ada algoritma.
Fediverse itu seperti sosmed tetapi dengan sedikit algoritma, dibandingkan sosial media pada umumnya:
home feed diisi dengan orang yang kita follow;
live public feed diisi dengan orang yang memiliki bahasa yang sama dengan kita;
explore feed ini ada sedikit rasa-rasa algoritma-nya, di mana postingan yang popular dengan jumlah favorit dan balasan yang ramai juga ikut masuk di situ. terkadang postingan yang kelewatan oleh kita atau yang di-fav oleh following kita juga suka nongol di sana juga.
tanpa algoritma, well, where Im about to go? why Im here? jawabannya pasti klasik: mastodon sepi, fediverse sepi.
tanpa ada algoritma ini, mungkin saya tidak pernah tau ada Misskey Indonesia, ada komunitas Indonesia, jurnalis Indonesia, expat Indonesia, orang asing yang punya minat dengan Indonesia, dsb. yang punya akun dan aktif di sini.
(1/3)
https://mastodon.social/@mastoe/114475505118608818